Sabtu, 09 November 2013

Jadi, biarkan Aku (kembali) menapaki bumi

Diposting oleh Unknown di 09.22 0 komentar
ada kalanya yang tersisa cuma harap, perih yang memadu diantara rindu yang menderas.
beriring rasa, rindu yang tak pernah sampai.

***

kalau boleh aku jujur, ada yang sesak disini. berpuluh kali lipat lebih besar, lebih padat, lebih dan lebih. ini bukan tentang ribu tugas yang kerap menghantam di beberapa waktu ke belakang. ini bukan tentang hujan yang kerap kali kurindu hadirnya. ini bukan tentang mereka.

satu yang perlu kau tahu adalah, 
ini semua.. karenamu. 

***

rinduku, rindu sepertiga waktu pagi hari. basah, wangi, menyirat mentari dan cepatnya dihabisi rutinitas hari. namun hadirnya pasti! ada kalanya aku tahu bahwa rinduku salah dan harusnya cepat diakhiri. memandang kenyataan mutlak yang selalu tak bisa kuganti,
"kamu, bukan milikku"
yang selalu kuhafami bahwa kenyataan itulah yang membuatku segera sudahi. menyudahi rasa yang makin lama kutahu tak pernah benar kau rengkuh, menyudahi rindu yang makin dalam kutahu tak pernah jelas kau tahu.

***

sebenarnya, ada banyak hal yang selalu ingin kutanyakan. tentang kau, tentang aku, juga tentang.. dia? ah sudahlah! aku urung melakukan itu. terlalu penat disini, dan rasanya aku benar-benar hampir kehabisan akal! yang mendera malamku dan membuatnya jadi lebih singkat daripada malam-malam sebelumnya. yang memaksa pagiku lebih cepat hadir sebelum air mata ini benar-benar kering dan hilang tersapu lipatan bantal. 

kau tahu? bahkan memimpikanmu, aku tak boleh lagi 

***

perlu lebih dari sekedar penjelasan untuk memahami pasti arti dari segala hal yang telah terlewat. yang mungkin kusadari kini banyaknya justru menyulitkanmu. tentang senyum yang kau paksa hadir, tentang tawa yang kau paksa hinggapi, tentang kata yang kutahu selalu ada saat aku membutuhkanya, darimu. yang dulu selalu kuanggap nyata bahwa segalanya adalah spontan. refleks yang terbit deras saat kau tahu bahwa aku membutuhkan efek balik. responsifitas. yang selalu kuartikan bahwa aku tak pernah benar-benar menyimpan rasa sendiri, tak sungguh memikul beban bahwa rasa yang kumiliki ini datang tak tepat waktu (atau memang tak ada waktu yang tepat?) 

segalanya bermakna harapan bagiku, yang meluncur manis dari segala tindakan jua ucap yang selalu kau hadirkan, lagi dan lagi. rasaku meninggi seiring waktu yang terus berjalan. tanpa pernah kuratapi pasti bahwa kau bukan untukku (kenyataannya memang begitu bukan?). aku begitu menikmati, menjadikan rasa nyaman sebagai ketentuan semu yang pastinya jelas kuingkari. 

hingga akhirnya satu menyadarkanku, 

membukakan mata bahwa nyatanya hadirku terlampaui menyulitkan. 
menyulitkanmu, 
juga dia. 

membukakan fikir bahwa rasaku kian menyepi, sendiri. melemparkan jauh segala mimpi yang diam-diam sempat kubuat sendiri, bersamamu. yang kufikir kelak wujudnya tergenggam.

namun jelas, 
kau tahu bukan?

aku tak boleh lagi 

***

terimakasih, untuk segala masa yang pernah kau beri. menjadikanku tinggi saat kutahu ragaku hampir-hampir jatuh lagi. terimakasih, untuk ribu tawa yang selalu temani. menyadarkan hatiku bahwa aku tak benar-benar sendiri (walau nyatanya bukan begitu), terimakasih, untuk segala waktu yang telah kau sempatkan untukku, walau kutahu (kini) itu tak murni dan jelas kuartikan lebih. maaf untuk segala yang pernah terlewat. aku menyayangimu dan ku tahu kamu takkan pernah mengerti. kebahagiaanku untukmu cuma satu kini, yaitu..

melihatmu tertawa walau bukan karenaku, walau bukan bersamaku.

aku mencintaimu dalam jarak tak terlihat, aku merindukanmu dalam kasat hampir tampak. jangan terlalu sering menundukkan kepala karena aku tak suka! aku menyerah bukannya untuk melihatmu kacau selayak manusia tak pernah makan seminggu. aku menyerah untuk tawamu, demi senyum yang kuharap senantiasa akan selalu terbit dan meraga. walau bukan karenaku. 

 ***

dan biarkan aku menapaki bumi hingga rasa ini indah pergi. menyimpan kamu sebagai satu cerita yang kerap nanti kuambil maknanya dan jadi satu ajaran pasti, untukku.

kau tahu ini butuh waktu bukan? 
terimakasih untuk pengertianmu :)


 

Word By Word Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea