Senin, 02 September 2013

SADGENIC : Kekasih di Masa Depan

Diposting oleh Unknown di 19.42 0 komentar
Siang tadi, lepas sharing Mahasiswa di kampus, saya, Lisa, Rika & Novelia menyempatkan diri untuk menjelajah Toko Buku Gramedia di sekitar Bandung. Singkatnya huntinglaaa.. mengusir badmood yang kerap kali hadir lantaran belum aktif kuliah. Iseng, saya cari beberapa buku recommended yang muat di kantong. Lama menjelajah, saya pun menjatuhkan pilihan kepada buku bersampul merah muda karya Rahne Putri. Sebelumnya, saya kenal buku ini berkat penuturan teman SMP saya, Arlin, yang bilang kalau buku Sadgenic ini actually emang cocok banget buat pecinta karya manis sastra kayak saya ini. dan kali ini, saya mau berbagi rasa atas buku yang telah saya baca :)

berikut, saya kasih kutipan satu lembar goresan mbak Rahne di halaman 116. Lets check this out!

***

Kekasih di Masa Depan

Kepada Senyawaku...
Hai sayang, saat kau membaca surat ini. Ya, tentu saja aku sudah bersamamu. Membuatkanmu kopi tiap pagi, menyiapkan sarapan dan merapikan bajumu dan segala tindakan menyenangkan lain.

Tahukah kamu, saat ini apa yang aku rasakan? Ya... saat ini aku memang sedang berada di sebuah jalan bernama penantian. Menanti kita berjumpa di sebuah persimpangan dan lalu menempuh jalan yang sama hingga merenta dan menutup usia.

Aku di saat ini belum tahu seperti apa rupamu, apakah kau mancung atau pesek. Tapi yang jelas, ketika kau membaca ini, sungguh aku tak perduli. Hidungmu, nafas yang keluar dari situ sudah menjdi bagian dari nyawaku.

Aku di saat ini mungkin belum tahu jelas bagaimana suaramu, tapi aku yakin saat kau baca surat ini. Suaramu adalah nada terindah yang kuingin selalu tertiup di telingaku.

Aku di saat ini mungkin belum tahu bagaimana bentuk matamu, tapi aku yakin saat kau baca ini. Matamu adalah pancaran sinar, yang menerangkan setiap langkahku.

Oh, kekasih hati sampai mati.

Saat aku menulis ini, aku memang masih sendiri, tapi tak mengapa. Aku menikmati masa ini, karena akan ada ribuan hari yang akan kujalani dengan tak sendiri nanti. Ya, bersamamu tentunya. Sedetik kutunggu, selangkah kau mendatangiku. Bersamaan itu, kusiapkan hati agar kau tahu. Aku selalu menjaganya hati - hati. Untukmu.


Saat kau membaca ini. Kau, satu - satunya yang kutunggu. Terima kasih atas segala waktu yang terlewati. Aku mencintaimu, dari dulu, kini dan nanti.

Salam sayang, dariku kini. Senyawamu, bertahun - tahun lalu.

***

hyahahah! rasanya senyum - senyum sendiri baca ini. Selayak mbak Rahne Putri, ketahuan banget jelasnya bahwa saya pun menanti :D bagaimana dengan kalian? Yang masih penasaran bisa cari bukunya di toko - toko buku ternama di kota masing - masing, atau bisa juga check -> www.rahneputri.com.


Immortally Mellow, Silly & Over romantic! Saya suka Rahne Putri :D


Aku Ada

Diposting oleh Unknown di 00.48 0 komentar
Lepas waktu, mata kuliah pertama jurusan Agroteknologi terlewati. Ada yang terbang, lugas juga bahkan inginnya menanti. Ini di luar perkara kelas B, ruang sembilan lantai tiga juga pembagian kelompok serta pejabat kelas pertama. Ini di luar perkara Pengantar Ilmu Pertanian juga perihal Bapak Dosen yang kerap tadi tak berhenti bercerita. Ini di luar segalanya namun masih tetap..

Di Dirimu..

*** 

Ada hal yang nyatanya baru kusadari lepas menit jua detik. Di tangga kaki pertama koridor lantai tiga, Kamu.. yang nyatanya sontak menarik garis bibir hingga hampir lupa tempat tinggal. Segalanya lepas dan nyawaku tiba - tiba tambah dua. Kamu sebabnya. Ingin kukejar langkahmu, berharap mampu meratakan jejak koordinat di sisi bahkan tanpa spasi. Jua memanggilmu. Tapi Aku beku. Suaraku yang biasa menyala perlahan redup bahkan mati tiba - tiba. Pertahananku lumpuh memandangmu dari atas tangga. Kita berjarak, aku mengejarmu seakan tak ingin kehabisan bayang - bayang. Jauh di belakang. Kamu tak sadari. Aku ada bahkan tanpa kamu beri aba - aba. Mempercayai kuat Teori Konspirasi tentangku dan kamu. Tentang kita, yang nyatanya belum sempurna bahkan mirip tidak kesampaian. 

Aku kurang percaya diri untuk menghadapimu menit tadi. Merasakan ketidaksempurnaan menghimpit jua jatuh membebani. Aku.. di belakangmu. Aku Ada. Memanggil namamu yang tanpa suara, memanggil ragamu yang tanpa jawaban. Hanya pilu, dan berharap kau tahu.


 

Word By Word Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea