Sabtu, 03 Agustus 2013

The Reasons I Proud - The Reasons I Fall In Love

Diposting oleh Unknown di 08.20 0 komentar
entah untuk keberapa kalinya saya merasa dijatuhi sesuatu. sesuatu yang begitu menghantam, besar atau kecil yang jelas menyita waktu. entah untuk keberapa kalinya saya jatuh cinta. menghadapi diri yang nyata sering terpesona, terbius dengan keadaan yang begitu membuang waktu. entah untuk keberapa kalinya.. selalu sepihak.

mungkin saya yang terlalu berlebih dalam mengartikan gerak. merasa diri nyata disukai.. mungkin saya yang terlalu berlebih dalam mengartikan rasa. yang kerap kali hadir dan kian menyiksa. begitu mudah mengatakan 'saya telah jatuh cinta' padahal jelas tak begitu paham maksudnya. saya jadi sering berfikir, sebenarnya siapa yang salah ? mereka yang buta atau saya yang out of normal ? jujur saya juga nggak begitu mengerti.

rasa memang sulit bisa ditebak. abstrak bahkan sampai ke hulu yang raganya enggan menyapa. terkadang kita memang nggak bisa membedakan begitu jelas, mana yang suka, mana yang cinta, mana yang hanya sekedar kekaguman, atau perasaan sayang terhadap seorang teman. fikiran serasa 'mampet', nge - stuck dengan satu kejadian yang belum pasti artinya demikian. lagi - lagi saya juga nggak begitu mengerti mengapa bisa demikian.

dan saat ini saya kembali merasakan sesuatu. sesuatu yang kerap melonjak saat saya dan dia banyak berbagi cerita. sesuatu yang kerap meningkat saat mata saya bertemu raganya. rasa yang enyana saya tak berani akui namanya apa. dia sempurna dengan arti tetap memiliki kekurangan yang berarti. di mata saya, dia manusia. tak ada keinginan untuk memiliki begitu kuat, tak ada keinginan untuk bergumam diam - diam 'saya cinta dia'. saya hanya ingin tahu lebih banyak tentangnya, dan saya tak mau terburu - buru. saya hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. walau terkadang dia tak selamanya ada, saya bisa mengerti, dan saya merasa dia mengerti saya. entah.. rasanya saya merasa lebih bijak dan lebih dewasa. dan saya berfikir.. ini satu hal yang baru pertama terjadi dalam hidup saya.

the reasons i proud - the reasons i fall in love. mungkin memang benar saya mengaguminya. tapi untuk kata 'cinta', saya berfikir.. saya masih butuh waktu.

yang jelas, malam ini.. saya merindukannya :)


Buat Dyra (nama yang hampir terlupa)

Diposting oleh Unknown di 08.16 0 komentar

Teruntuk Sahabatku, Dyra
Di ujung langit senja..

       “Bismillah..” kuucap asmaNya  beriring tuts yang menada. Kuharap kau pun berlaku sama sebelum membacanya. Apa kabar sahabatku ? baikkah disana ? ku harap ‘ya’ ! selaras keadaanku yang jua tak kalah baiknya karenamu. Ya, karena satu yang baru kutemukan ini..
       Dy, kau masih ingat ? fillicium muda telah dewasa kini & aku baru menyadarinya ! siang tadi, daunnya yang menguning menerpa wajahku yang lewat di bawah tangkainya. Seolah merindu, “hei, apa kabarmu ?” dan aku terpaku. 
       Dy, rasanya baru kemarin kau menyapaku, lewat kaca jua dinding yang tertata rapih  warna kuning muda “hai ! kau komikus ?” aku yang tersentak lantas mendongak jua pucat dan meragu “siapa kau ? manusia baru ?!” dan kau pun tertawa ! kesal rasanya mendapat tawa dari manusia asing tanpa alasan yang jelas ! ku raih ransel dan pena yang tintanya berceceran, beranjak pergi dan melangkah, “boleh aku tahu siapa namamu ?”.
Dan segalanya berlanjut sampai genap dua bulan. Kutahu kau sastrawan, seniman dalam kata jua bait yang menada. Ini jarang kutemukan ! rasanya separuh mimpi kutemukan dalam ‘KAU’ Dy..  tak pernah kutemui manusia manis yang bisa mengerti ! memahami kata jua toreh garis-garis yang kerap ku lakoni dalam kertas jua kanvas yang membaur . kau begitu berbeda !
segalanya begitu berwarna saat kau hadir, penuh pelangi jua burung yang bernyanyi. Hadirmu kerap kali membuatku ragu, “bermimpikah aku ?”. kau begitu sempurna ! Dalam majas-majasku, dalam gores tintaku, jua bait-bait merah biru, kau jelas disana ! kau selalu kunanti lepas bel berbunyi, pukul dua lewat lima tidak lebih tidak kurang. Di balik koridor lantai satu yang tembus halaman. Di antara kaca dan gugur fillicium moyang, Kita tertawa, bersama. . Begitu renyah mengudara. Tak kenal toleransi waktu yang cemburu. Kita menggores, memetik jua bertutur di antara riuh gemerisik daun..
“aku mau jadi sastrawan kelak. yang sukses !“ begitu memikat Dy !
“aku mau jadi komikus kelak ! jadi orang bebas yang tak terikat dinas jua eksak !”
dan kau pun tertawa, lagi.
“kita tunjukkan mi, kita bisa ! tuhan cinta kepada hambaNya yang sungguh dan berdoa. Walau sering di lihat sebelah mata, di ucap aneh jua mirip orang gila, aku percaya ! Kelak, kita pasti di akui ! di senangi dengan karya-karya kita. Kita hanya harus lebih giat berusaha kini. Kau percaya kita bisa kan?”
Aku pun mengangguk, entah. Rasanya aku bisa lebih kuat dari ini. Lebih lebih kuat lagi !
“ya,  karena kita seniman bukan ?” ucapku iring senyum yang jua bertutur
Dan kau mengiyakan.
“kita terus bersama. Mimpi kita, mimpi kau dan aku, tunjukkan ! dunia pasti kan tergenggam mi.. pasti !”
Dan senyumku melebar.
“janji ya, terus bersama !” ucapku, menaut kelingking yang kosong. Mengangkatnya ke udara, ya.. bersamamu Dy.
“aku janji mi”

Dan senja lepas, bersama teguh yang menada. Keyakinan kami akan mimpi, mencuat setara langit yang merona. Dy, karenamu aku kembali. Meneguhi mimpi yang sempat ku anggap “tak mungkin”. Aku percaya, jalan kan terbuka. Asal bersamamu.. segala kan berakhir indah ! ya, bersamamu dalam lingkup nafas yang di beri.

Kau mentari, aku hujannya ! kita ukir pelangi, satu ! Dalam bias mimpi kita, dalam jejak kaki kita. Segala kan tergenggam & aku percaya !

Rahmi Desire (05112012) 

 

Word By Word Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea